TRIBUN-VIDEO.COM, SETU - Di laboratorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fisika, di Kompleks Puspiptek, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), ada bagain khusus yang meneliti tentang laser.
Peneliti Laser, Isnaeni, memaparkan soal salah satu teknologi laser yang bisa diterapkan untuk mengidentifikasi banyak hal, yakni Laser Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS).
Ia mengatakan alat yang tidak seberapa besar namun terdiri dari banyak komponen itu, bisa mendeteksi dan mengidentifikasi elemen apa saja yang terkandung dalam sebuah partikel.
Alat tersebut terdiri dari laser yang terhubung dengan mesin energinya. Laser tersebut menembakkan sinar hijau yang lurus ke sebuah tabung kotak untuk meletakkan bahan uji.
"Alat itu menditeksi elemen yang ada di dalam partikel tersebut. Semua elemen, ringan seperti hidrogen, sampai dengan elemen berat yaitu seperti uranium," ujar Isnaeni, Selasa (2/7/2019).
Isnaeni menjelaskan, cara kerja LIBS sangat mudah, dengan hanya menembakkan laser tepat ke bahan uji.
"Caranya mudah sekali, kita tembakkan laser ke material uji, sehingga menimbulkan plasma. Spektrum plasma akan mengidentifikasikan elemen apa saja yang ada di partikel tersebut," jelasnya.
LIBS itu sudah dimanfaatkan LIPI Fisika sejak delapan tahun lalu. Namun saat ini, pihaknya tengah fokus meneliti soal kandungan racun dalam makanan.
"Kita sudah mengembangkan sejak lama, delapan tahun lalu. Memang saat ini kita sedang fokus ke bahan pangan. Bahan pangan yang kita uji bagaimana kita bisa menentukan ada tidaknya toxic dalam makanan tersebut," ujarnya.
Makanan yang dimaksud pun bisa apa saja, dari yang kecil seperti keripik bahkan sampai yang berat seperti dodol.
"Makanan padat, semua makanan padatan kita bisa uji. Semua, keripik, nasi, dodol, tinggal tembak saja," paparnya.
Selain makanan, bahkan LIBS juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi umur fosil.
"Untuk aplikasi kami memulai untuk fosil yang sudah kami kerjakaan kemudian kayu untuk mengidentifikasi kayu," jelasnya.
Pengidentifikasian elemen pada suatu partikel pun pebih cepat dari pada menggunakan cara kimia yang harus mengujinya dengan senyawa lain.
"Cara yang kami gunakan ini jauh lebih cepat dari cara kimia, karena kami tidak membutuhkan preparasi sampel, jadi begitu sampel dateng tinggal tembak saja," ujarnya.
Peneliti Laser, Isnaeni, memaparkan soal salah satu teknologi laser yang bisa diterapkan untuk mengidentifikasi banyak hal, yakni Laser Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS).
Ia mengatakan alat yang tidak seberapa besar namun terdiri dari banyak komponen itu, bisa mendeteksi dan mengidentifikasi elemen apa saja yang terkandung dalam sebuah partikel.
Alat tersebut terdiri dari laser yang terhubung dengan mesin energinya. Laser tersebut menembakkan sinar hijau yang lurus ke sebuah tabung kotak untuk meletakkan bahan uji.
"Alat itu menditeksi elemen yang ada di dalam partikel tersebut. Semua elemen, ringan seperti hidrogen, sampai dengan elemen berat yaitu seperti uranium," ujar Isnaeni, Selasa (2/7/2019).
Isnaeni menjelaskan, cara kerja LIBS sangat mudah, dengan hanya menembakkan laser tepat ke bahan uji.
"Caranya mudah sekali, kita tembakkan laser ke material uji, sehingga menimbulkan plasma. Spektrum plasma akan mengidentifikasikan elemen apa saja yang ada di partikel tersebut," jelasnya.
LIBS itu sudah dimanfaatkan LIPI Fisika sejak delapan tahun lalu. Namun saat ini, pihaknya tengah fokus meneliti soal kandungan racun dalam makanan.
"Kita sudah mengembangkan sejak lama, delapan tahun lalu. Memang saat ini kita sedang fokus ke bahan pangan. Bahan pangan yang kita uji bagaimana kita bisa menentukan ada tidaknya toxic dalam makanan tersebut," ujarnya.
Makanan yang dimaksud pun bisa apa saja, dari yang kecil seperti keripik bahkan sampai yang berat seperti dodol.
"Makanan padat, semua makanan padatan kita bisa uji. Semua, keripik, nasi, dodol, tinggal tembak saja," paparnya.
Selain makanan, bahkan LIBS juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi umur fosil.
"Untuk aplikasi kami memulai untuk fosil yang sudah kami kerjakaan kemudian kayu untuk mengidentifikasi kayu," jelasnya.
Pengidentifikasian elemen pada suatu partikel pun pebih cepat dari pada menggunakan cara kimia yang harus mengujinya dengan senyawa lain.
"Cara yang kami gunakan ini jauh lebih cepat dari cara kimia, karena kami tidak membutuhkan preparasi sampel, jadi begitu sampel dateng tinggal tembak saja," ujarnya.
Indonesia Punya LIBS, Mesin Laser Pengidentifikasi Racun Pada Makanan Hingga Umur Fosil camera iphone 8 plus apk | |
2 Likes | 2 Dislikes |
37 views views | 107K followers |
News & Politics | Upload TimePublished on 3 Jul 2019 |
No comments:
Post a Comment